[Seputar Kehidupan Rumah Tangga]
✿ Arti Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah.
Selama ini kita sering mendengar ucapan seperti
“semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah”, namun kebanyakan
orang belum tahu arti dari sakinah, mawaddah, wa rahmah tersebut. Dalam
tulisan ini akan dicoba untuk menjelaskan pengertian sakinah, mawaddah, wa
rahmah.
Ketiga
istilah ini dapat kita temui dalam firman Allah :
Artinya
: “Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS.
Ar Rum [30] : Ayat 21)
SAKINAH
:
Dalam
Tafsirnya Al-Alusi menyatakan sakinah adalah merasa cenderung (muyul)
kepada pasangan. Kecenderungan ini satu hal yang wajar karena seseorang pasti
akan cenderung terhadap dirinya. Padahal menurut imam Ibnu Katsir wanita (Hawa)
diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang sebelah kiri. Allah SWT juga telah
menegaskan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan pada wanita. Allah berfirman :
Artinya
: “Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,“ (QS. Ali ‘Imran [3] : Ayat 14)
Apabila
kecenderungan ini disalurkan sesuai dengan aturan Islam maka yang tercapai
adalah ketentraman dan ketenangan. Karena makna lain dari sakinah adalah
ketenangan sebagaimana firman Allah :
Artinya
: “Dia-lah yang
telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan
mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana,” (QS. Al-Fath : Ayat 4).
Demikian
pula firman Allah SWT :
Artinya
: “Sesungguhnya
Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia
kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka
lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan
kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al-Fath : Ayat 18).
Ketenangan
dan ketentraman inilah yang menjadi salah satu tujuan pernikahan. Karena
pernikahan adalah sarana efektif untuk menjaga kesucian hati dan terhindar dari
perzinahan. Nabi saw bersabda :
Artinya
: “Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu
menanggung beban, hendaklah segera menikah. Karena pernikahan dapat menundukan
pandangan dan menjaga kemaluan.” (Muttafaq ’alayhi dari jalur Abdullâh
ibn Mas’ûd).
MAWADDAH
DAN RAHMAH :
Mengenai
pengertian mawaddah menurut Imam Ibnu Katsir adalah al mahabbah
(rasa cinta) sedangkan ar rahmah adalah ar-ra’fah (kasih sayang).
Dalam tafsir al Alusi penulis mengutip pendapat Hasan, Mujahid dan Ikrimah yang
menyatakan mawaddah adalah makna kinayah dari nikah yaitu jima’
sebagai konsekuensi dari pernikahan. Sedangkan ar rahmah adalah makna kinayah
dari keturunan yaitu terlahirnya keturunan dari hasil pernikahan. Masih dalam
tafsir al Alusi ada juga yang mengatakan bahwa mawaddah berlaku bagi
orang yang masih muda sedangkan ar-rahmah bagi orang yang sudah tua.
Implementasi
dari mawaddah wa rahmah ini adalah sikap saling menjaga, melindungi,
saling membantu, memahami hak dan kewajiban masing-masing antara lain
memberikan nafkah bagi laki-laki. Sangat indah perumpamaan yang disebutkan
dalam Al Qur’an mengenai interaksi suami-istri. Allah berfirman :
Artinya
: “Mereka adalah
pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah [2] : Ayat 187).
Pakainan
adalah lambang dari kehormatan dan kemuliaan karena salah satu fungsi pakaian
adalah untuk menutup aurat. Aurat sendiri maknanya adalah sesuatu yang
memalukan. Karena memalukan maka harus ditutup. Maka demikianlah seharusnya
hubungan suami-istri. Satu sama lain harus saling menutupi kekurangan
pasangannya dan bersinergi untuk mempersembahkan yang terbaik.
KESIMPULAN
:
Sebagai
penutup tulisan singkat ini. Kita harus sadar bahwa pasangan hidup, termasuk kecenderungan/ ketenangan (as sakiinah),
rasa cinta (mawaddah) dan kasih sayang (ar rahmah) adalah
sebagian dari banyak nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hambanya khususnnya
hambanya yang beriman. Perhatikanlah redaksi ayat pada surah ar rum diatas : “Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri” dan “dijadikan-Nya
diantaramu rasa sinta dan kasih sayang” dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa
Dirinyalah yang memberikan itu semua kepada hamba-hambanya. Wabil
khusus ar-rahmah adalah bentukan (Musytaq)
dari salah satu sifat dan Asma Allah yaitu rahima. Demikian
pula ar-ra’fah yang merupakan salah salah satu asma dan sifat Allah ar-rauuf
(yang Maha kasih).
Untuk
apa semua ini? Tidak lain agar manusia berfikir “Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Setelah
itu beiman, beramal dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan yang
seandainya kita hitung nikmat tersebut dengan alat hitung secangggih apapun
kita pasti takkan mampu menghitunnya. Allahummaghfir lana, Allahummaj’alna
‘ibadaka shalihin wa syakiriin. Amiin.
※ Ya Allah... semoga yang
membaca artikel ini :¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
Salam sayang untuk istri :
'Siti Nurjanah'